SURABAYA - Kawasan Kota Lama Surabaya akan diresmikan pada 23 Juni 2024. Pengamat Kebijakan Publik sekaligus Sosiolog dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Andri Arianto menilai revitalisasi Kota Lama Surabaya atau “Surabaya Kuto Lawas” sebagai langkah strategis dalam mengembangkan potensi Kota Pahlawan.
“Mimpi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk menjadikan Surabaya sebagai destinasi wisata dan warisan sejarah dunia semakin nyata,” ujar Andri Arianto, Jumat (21/6/2024).
Andri menjelaskan bahwa kawasan Kota Lama Surabaya dikenal dengan arsitektur gedung cagar budaya yang eksotis serta kehidupan masyarakat yang multikultural, termasuk komunitas Arab, Tionghoa, Madura, dan Jawa.
“Kawasan ini merupakan warisan nyata kehidupan multikultur dan wajah toleransi masyarakat Kota Surabaya Surabaya sejak masa lalu,” jelas Andri.
Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berkunjung dan melihat pengelolaan baru yang menawarkan pengalaman wisata yang aman dan nyaman. Menurut dia, revitalisasi Kota Lama ini merupakan bukti nyata gotong royong dalam kepemimpinan Wali Kota Eri.
“Proyek ini melibatkan berbagai dinas pemerintahan, seperti Bappedalitbang sebagai perencana, Disbudporpar sebagai pelaksana, hingga Diskominfo yang bertugas dalam sosialisasi dan promosi,” jelas Andri.
Peresmian Surabaya Kota Lama dijadwalkan pada akhir Juni 2024. Kawasan ini diharapkan menjadi destinasi wisata unggulan di Kota Pahlawan, menawarkan pengalaman baru bagi para pelancong sekaligus menciptakan peluang kerja lebih luas bagi warga setempat.
“Fakta di lapangan menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat sebelum peresmian. Hal ini memberikan bekal kuat bagi keberlanjutan dan preservasi kawasan cagar budaya yang edukatif, edukatif sebagai identitas masyarakat Surabaya yang pluralis dan multikultur,” ujar dia.
Terpisah, Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan bahwa pemkot menggandeng sejumlah komunitas untuk meramaikan Kota Lama Surabaya. Para komunitas akan menyediakan paket wisata sehingga para pelancong dapat merasakan nuansa Kota Lama Surabaya.
Paket wisata itu, mulai dari komunitas penyewaan kostum bergaya Eropa, komunitas bike tour, hingga komunitas Jeep tour. Terbaru, Eri juga akan menggandeng para tukang becak di kawasan zona Eropa menjadi becak wisata.
“Yang menggerakkan dan meramaikan Kota Lama Surabaya adalah komunitas. Ada komunitas penyewaan baju (kostum) Eropa di Gedung Internatio. Ada mobil Jeep dari komunitas, lalu ada becak yang kita libatkan. Kita bedakan gayanya, becaknya, dan baju juga berbeda,” katanya.
Meski Kota Lama Surabaya belum diresmikan, namun destinasi wisata heritage itu semakin menarik daya tarik wisatawan. Eri pun menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang sudah beraktivitas di kawasan wisata tersebut.
“Saya matur nuwun (terima kasih) bahwa Surabaya ini bisa. Tunjungan bisa ramai, Kota Lama ternyata juga menarik,” imbuhnya. (*)