SURABAYA - Seandainya MDR (21) tahu sejak awal jika tasnya gagal digasak penjambret di Jalan Arjuno, Surabaya, mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) itu, mungkin tidak akan tewas usai jatuh dari motor karena berjibaku mengejar komplotan penjambret tasnya.
Fakta tersebut diungkap ibundanya, Milah (44). Bahwa terdapat seorang saksi yang melihat langsung kronologi awal MDR dijambret oleh pemotor misterius saat melintas di ruas Jalan Arjuno, Sawahan, Surabaya, pada Kamis (23/5/2024) malam.
Saksi kunci itu seorang perempuan pekerja kantoran yang sedang menggunakan layanan ojek online (ojol) untuk pulang ke rumahnya di kawasan Dupak, Bubutan, Surabaya.
Milah menceritakan, sekitar pukul 23.00 WIB, saksi tersebut dibonceng ojol melintas di Jalan Arjuno, beberapa meter, menjelang Kantor Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Saksi ternyata melihat langsung bahwa MDR yang mengendarai motor seorang diri dipepet oleh pemotor misterius, lalu dijambret dengan mengambil tas selempang yang tergantung pada bahu kiri.
Ternyata, saat kemelut di antara kedua belah pihak terjadi, korban tidak sadar kalau tas selempang yang sempat ditarik oleh pelaku, terjatuh dan tertinggal di aspal dengan kondisi salah satu tali gantungan pengaitnya, putus.
Saksi berinisiatif mengambil tas yang teronggok tersebut. Bermaksud untuk mengamankannya, agar dapat segera diberikan pada korban.
Di luar dugaan, ternyata korban tetap menggeber kencang motornya, tanpa menghiraukan teriakan saksi yang demikian keras, disusul dengan lengkingan klakson motor driver ojol yang ditumpangi saksi.
Korban diduga kuat berupaya mengejar para pelaku jambret yang berupaya kabur. Karena mengira tas selempang miliknya telah dikuasi para pelaku.
"Saksi katanya teriak, 'mbak-mbak ini tasnya,' sampai diklakson, eh MDR gak kedengeran. Saking kencangnya naik motor untuk membuntuti jambret tadi," ujar Milah saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka, kawasan Asemrowo, Surabaya, Sabtu (25/5/2024).
Milah menambahkan, saksi tetap berupaya mengejar MDR menuju ke arah utara di ruas jalan tersebut.
Namun, upaya pengejaran tersebut urung dilakukan, setelah motor ojol saksi, tiba di persimpangan empat jalan yang menghubungkan Jalan Semarang, Jalan Kali Butuh, dan Jalan Kranggan.
Lantaran kebingungan mencari arah jalan pengejaran yang dilakukan MDR memburu pelaku jambret, saksi lantas pulang ke rumah.
"Saksi ini kehilangan jejak saat lewat di perempatan. Enggak tahu belok kanan, kiri atau lurus. Akhirnya tas dibawa pulang oleh saksi, antara jam 23.00-00.00 WIB, karena sudah malam," jelasnya.
Tas milik MDR berbentuk persegi berbahan kulit berukuran dimensi ruang 10 cm x 5 cm.
Di dalam tas kulit berwarna abu-abu tersebut, terdapat ponsel iPhone, dompet dan alat pengisi daya milik wanita yang akrab disapa Wiwik, oleh keluarganya di lingkungan rumah itu.
Saksi yang juga kebingungan mencari cara untuk mengembalikan tas tersebut kepada pemilik, akhirnya memutuskan membawa tas tersebut ke rumah, dengan harapan, ada telepon masuk ke ponsel yang ada di dalam ras tersebut.
Ternyata, titik terang soal tas tersebut, muncul pada Jumat (24/5/2024) pukul 01.30 WIB.
Pacar MDR menelepon ponsel yang sedang berada di tangan saksi.
Alhasil, duduk perkara tentang nasib tas MDR yang hilang dijambret, akhirnya terjawab sudah.
Namun, pada saat yang bersamaan, muncul pertanyaan utama tentang keberadaan MDR.
"Nah setelah ditelepon, akhirnya mbaknya bilang (cerita soal si MDR kena jambret tapi tasnya jatuh, dan si MDR gak sadar lalu tetap kejar). Jam 01.30 WIB hari Jumat. Disamperin ke rumah saksi daerah Dupak," ungkapnya.
Maka dimulailah pencarian keberadaan MDR beserta kendaraan motornya, secara sporadis menerka-nerka ke segala penjuru arah mata angin.
Milah mengatakan, pencarian itu, dilakukannya bersama sang suami, anak pertama, dan pacar MDR.
Semula ia memperkirakan MDR berada di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, atau Surabaya utara.
Lalu ada yang mencari di kawasan sekitaran SPBU, berlanjut hingga ke jalanan kawasan Bubutan, dan emperan depan Mal BG Junction.
"Kami awalnya mencari tanpa arah. Kita gak bisa menghubungi siapa," ujar ibu empat anak yang berjualan sayur di Pasar Tembok Surabaya, selama 16 tahun itu.
Sebenarnya, motor yang dikendarai MDR terpasang alat pelacak GPS.
Namun, karena fitur layanan berbayarnya sejak beberapa bulan lalu, tidak diperpanjang, alat tersebut, tidak dapat dimanfaatkan melacak keberadaan motor MDR.
Kendati demikian, kakak MDR, yang ponselnya terpasang aplikasi user fitur layanan GPS motor sang adik, berupaya memencet tombol pop-up pada aplikasi pelacak tersebut.
Meskipun aplikasi tersebut tidak sepenuhnya berfungsi.
Kakak MDR masih bersikukuh berupaya menekan fitur pelacakan motor, dengan harapan, memperoleh petunjuk dalam bentuk apapun, barang sekelumit.
Keajaiban pun terjadi, Milah menganggap demikian, setelah sekian lamanya, akhirnya aplikasi tersebut mendadak berfungsi normal dan secara tiba-tiba memberikan petunjuk lokasi terakhir keberadaan motor sang anak.
Ternyata, motor MDR berada di halaman parkir Mapolsek Bubutan Polrestabes Surabaya.
Dan setibanya para anggota keluarga MDR di markas polisi tersebut, terjawab pula MDR sedang dibawa ke IGD RSUD dr Soetomo Surabaya, karena terlibat kecelakaan.
Milah mengira anaknya itu, sedang menjalani perawatan di salah satu ruangan IGD rumah sakit tersebut.
Perkiraannya meleset, saat petugas jaga menunjukkan ruangan tempat MDR berada.
Nyatanya, ruangan tersebut bukanlah ruangan perawatan, yang penuh dengan perkakas, mesin dan ornamen peralatan penunjang medis.
Tubuh MDR ternyata sedang terbaring di sebuah kasur beroda di sudut lorong area luar IGD tersebut.
Dan yang membuat dadanya sesak, terdapat kain selimut warna putih menutupi keseluruhan tubuh MDR
Tubuh MDR ternyata tak bergerak, gadis periang itu, telah meninggal dunia, karena luka parah akibat benturan di hampir sekujur badan.
"Saya lihat dari rambut memang benar anak saya semiran. Saya lihat pipinya baru tahu, 'ya Allah nak kamu masuk surga.' Saya akhirnya tutup lagi kainnya. Suami dan kakaknya histeris semua," katanya.
Berdasarkan informasi yang didengarnya dari sejumlah saksi mata kejadian kecelakaan, Milah mengungkapkan, MDR melakukan pengejaran terhadap para pelaku jambret dari Jalan Arjuno hingga ke Jalan Semarang, Bubutan, Surabaya.
Kendaraan motor MDR nyaris menyusul motor para pelaku saat melintas di Jalan Semarang Surabaya.
Namun, bodi motor MDR langsung oleng kehilangan kendali dan tubuhnya terjerembap jatuh, saat tendangan yang dilesakkan pelaku mengenai bodi motornya.
Apesnya, lanjut Milah, tubuh MDR yang terjerembap di aspal ruas jalan lajur arah berlawanan, langsung dihantam oleh sebuah mobil yang melintas.
Tak pelak, itulah penyebab hampir sekujur tubuh MDR, dipenuhi lebam-lebam, dan luka sobek pada bagian kulit dada atau rusuk dekat ketiak sisi tangan kanannya.
"Kan ngejar jambret. Mungkin anaknya sudah dekat begini (memperagakan pakai jari telunjuk dedua tangan yang didekatkan). Lalu ditendang sama pelaku, anak saya jatuh, pas jatuh ada mobil (dari arah berlawanan)," tutur Milah.
Kini, Milah secara resmi telah melaporkan kejadian nahas yang menimpa sang anak ke Mapolsek Sawahan.
Bahkan, tas milik anaknya lengkap dengan seisinya telah diserahkan kepada pihak kepolisian melalui bantuan dari pacar MDR.
Ibu empat anak itu berharap, para pelaku penjambretan dapat segera ditangkap. Agar tidak ada korban lagi.
"Mungkin sudah takdir, tapi gimana lagi, kata teman kampus minta agar pelaku segera dicari polisi. Maka saya berharap pak polisi segera tangkap pelaku jambretnya, agar tidak ada korban lagi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pemotor yang tewas usai terlibat kecelakaan karena mengejar jambret di Jalan Arjuno, Surabaya, adalah MDR (21) mahasiswi semester enam Program Studi Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kapolsek Sawahan Polrestabes Surabaya, Kompol Domingos De F Ximenes mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas adanya insiden tersebut.
Hingga kini, pihaknya belum mendapatkan informasi terbaru adanya upaya pelaporan kepolisian yang dilakukan oleh pihak keluarga korban.
Namun, lanjut Domingos, pihaknya berupaya untuk menyelidiki kasus tersebut.
Terbaru, seorang saksi kejadian perkara, sedang diperiksa saat ini.
Bahkan, serangkaian mekanisme penyelidikan lainnya, seperti olah TKP untuk mengumpulkan bukti lainnya, juga sedang bergulir.
"Namun kami sudah lakukan upaya untuk ungkap, malam ini kami ambil keterangan saksi karena saksi tadi siang masih kerja," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (24/5/2024).
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan, pihaknya tetap akan menyelidiki kasus tersebut, hingga berhasil menangkap para pelaku.
Aksi penjambretan juga menjadi satu di antara rentetan kejahatan jalanan yang menjadi perhatian lebih pihak Polrestabes Surabaya untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Perkara jambret tetap kami atensi. Karena sangat meresahkan," ujar mantan Kasubdit II Hardabangtah Ditreskrimum Polda Jatim itu, saat dihubungi awak media.